Saturday, August 24, 2019

Fase Biru: Kumpulan Puisi (I)

(i)

Goresan demi goresan kutorehkan
Kata demi kata kurangkai
Detik demi detik terlalui
Tak terasa penuh sudah kertas putih ini
dengan curahan hati tak bersuara yang selama ini hanya kupendam
Suara yang ingin sekali saja kau dengarkan
dan tak pernah mengharapkan sebuah jawaban.

____________________________________________________________

(ii)

T'lah lama tak kurindukan pagi
Pagi yang kini kian mempertemukanku denganmu
Namun juga kurindu akan malam
Malam yang senantiasa membawa impian kita kan bersama disuatu masa
walau entah untuk berapa lama
walau entah dalam bentuk seperti apa

____________________________________________________________

(iii)

Dibawah remang lampu kuning ku menunggu
kehadiranmu yang tak mungkin datang
kehadiranmu yang bahkan tak pernah kau janjikan
Namun tetap disini ku menunggu
berharap adanya keajaiban bahwa kau akan datang
Atau bahkan sekedar keajaiban
kau menganggap aku ada..

____________________________________________________________

(iv)

Setumpuk pertanyaan muncuk di benakku
Mungkin akibat sikapmu terhadapku.
Salahkah aku yang terlanjur mengagumimu?
Toh, tak pernah ku berharap kau rasakan hal yang sama
Tak juga kuharapkan kau jadikanku yang teristimewa.
Yang ku inginkan hanyalah dibiarkan tenggelam menikmati rasa
Untuk intim,
dengan perasaanku sendiri
Yang kuingin, kita tetap seperti sedia kala
sebelum kau menjauh tanpa sepatah kata


(Bandung, 23 Agustus 2019)

No comments:

Post a Comment