Sunday, December 30, 2012

Canda Sunyi Samudera

Kubiarkan pasir putih masuki sela jari-jari kakiku
kudiamkan buih ombak jahil menggelitik
kusandarkan punggung lelahku pada hangatnya pasir putih.
Terbuai aku oleh sepoi angin
Tersihir aku oleh deburan ombak
Terhipnotis aku oleh semburat indah matahari senja.

Laut yang luas didepan mata, diam tak bersuara
seakan tak ada yang dapat mengusiknya..
Hanya sesekali angin datang menggoda, menggelitik, mengajaknya bermain
Seperti bocah kecil, laut pun bergerak mengikuti
seirama dengan angin yang jahil.
Mereka berdansa bersama seakan tak ada yang mampu mengusiknya
Dan aku terpana, mengamati..


27 September 2012

Perangkap Semu

Terhentak lalu ku terbangun.
Ku coba membuka mata, namun hanya kegelapan yang ada
Terdengar suara tawa bahagia.
Tunggu...itu suaraku!
Tapi disini ku tak tertawa.. disini ku diam tak bergerak.
Lalu darimana datangnya suara itu?
Kemudian ku dengar suara tangis,
tangisanku.
Darimana datangnya tangis itu?
Tiba-tiba kurasakan amarah yang meledak.
Amarahku.
Darimana munculnya amarah itu?

Bagaimana bisa ku mendengar sendiri emosiku, ketika aku sendiri tak tahu dimanakah aku? Bagaimana caranya ku keluar? Kemanakah ku harus melangkah?
Aku tak peduli...ku kan terus berlari
berlari berusaha keluar dari sini.
Namun, tak adakah yang mau menuntunku?


Bandung, 21 September 2012

Friday, December 28, 2012

Kisah Penutup Tahun

Menjelang akhir tahun, tidak terasa.. hmm, sebenarnya sih tidak juga. Beberapa bulan belakangan semua memang terasa berjalan begitu cepat, namun ada juga beberapa bagian yang terasa berjalan amat lambat, yang membuat saya tersiksa sepanjang harinya, ingin hari-hari itu cepat berlalu. Hari-hari yang dulu saya pandang sulit, seperti tak ada akhirnya. Tapi, semua memiliki akhir.. Sama seperti tahun ini, 2012, yang akan berakhir besok.

Bisa dibilang, selama 22 tahun saya hidup di dunia ini, tahun ini merupakan tahun yang amat penuh pembelajaran dan pengalaman, serta merupakan salah satu tahun tersulit namun juga terindah yang pernah saya lalui.

Pada pertengahan tahun, dimulai proses pembelajaran itu. Muncul satu sosok yang begitu saya kagumi, sosok yang lebih berbeda dibanding siapapun yang pernah saya kenal. Yang memancing saya untuk belajar lagi, dan terus belajar.. Tanpa perlu ia mendoktrin saya, ia memancing keluar semua isi otak ini yang dulu saya sembunyikan rapat-rapat. Dia juga mengajari saya banyak hal, hal-hal yang dahulu sulit untuk saya lakukan, bahkan untuk saya pikirkan..

Dipertengahan tahun juga, saya ditinggal salah satu sahabat terbaik saya ke Ibukota untuk mencari nafkah, karena ia telah menyelesaikan pendidikannya di kampus kami, dan telah memasuki jenjang berikutnya: menjadi pekerja. Sangat sulit ditinggal olehnya, karena dia merupakan salah satu orang yang selalu bisa mendengarkan celoteh saya, apapun itu. Yang selalu siap sedia menemani saya, yang selalu mampu menghibur saya. Salah satu orang yang paling saya percayai.. Yah meskipun Bandung-Jakarta itu dekat, tapi pada awalnya sulit menerima kenyataan bahwa saya tidak bisa menemui dia setiap hari lagi.

Dan kemudian, datanglah masa-masa tersulit. Masa yang begitu menyiksa, bukan hanya saya, namun juga orang disekitar saya.. Terutama mantan kekasih saya, yang sampai beberapa bulan yang lalu masih menjadi kekasih saya. Pria yang ada disisi saya setiap saat, yang terkena dampak paling besar atas perubahan yang terjadi pada saya dalam waktu amat singkat.

Dimulai dari munculnya sosok yang saya sebut pertama kali tadi, sosok yang saya kagumi dan membuat saya haus untuk terus belajar. Sosok yang akhirnya membuat saya jatuh hati...disaat saya masih berkomitmen dengan kekasih saya saat itu. Ironis. Karena saya yang dulu adalah saya yang sangat skeptis dan benci menduakan, apalagi menduakan hati. Hingga akhirnya, saat itu, saya membenci diri saya sendiri.. Sampai saya sadar, saya tidak mendua hati. Ternyata entah sejak kapan, saya tidak lagi merasakan cinta seperti yang dulu saya rasakan terhadap kekasih saya saat itu.

Hingga pada akhirnya kami mengalami 2 bulan tersulit dalam masa kami berpacaran selama 5,5 tahun. Betapa banyak perubahan saya yang begitu cepat yang membuat kekasih saya saat itu kaget, betapa banyak pemikiran saya yang dahulu saya coba sembunyikan dan akhirnya ia tahu, dan betapa ia berusaha sekuat tenaga untuk merebut hati saya kembali.. Namun ternyata, memang sudah disitu akhirnya. Akhir dari hubungan kami, akhir dari cerita cinta yang telah lama kami tulis bersama. Hati ini tidak bisa dibohongi. Dan pada akhirnya, saya terlalu lelah untuk membohongi hati saya sendiri..

Sulit, melihat orang yang begitu mencintai saya dengan segenap hatinya harus terluka karena saya. Tapi akan lebih sulit untuk saya, jika saya terus memaksa dan tidak jujur akan perasaan saya. Saya yakin, saat itu hingga saat ini, bahwa yang terbaik untuk dia, untuk saya, untuk kami, adalah berpisah.

Lalu dimulailah hidup saya yang baru...yang benar-benar berbeda dari 6 tahun belakangan.
Sosok itu, selalu ada. Membimbing, menemani, mengajarkan. Ia mengajarkan saya betapa pentingnya menghargai diri sendiri, menghargai orang lain. Ia membuat saya ingin membuka diri saya seutuhnya, diri yang dulu saya anggap hina, namun ternyata begitu luar biasa.

Saya menjadi lebih berani menjadi diri saya apa adanya, tanpa harus menyakiti orang sekitar. Saya lebih berani melangkah, melangkah untuk diri sendiri, karena saya tahu bahwa perjalanan hidup saya, hanya sayalah yang menjalankan. Sosok itu, sosok yang tidak menyadari betapa luar biasanya ia di mata saya..

Jujur, kini, saya merasa lebih ringan melangkah. Lebih lega bernafas. Lebih leluasa berpikir. Saya tidak pernah merasa senyaman ini terhadap diri saya sendiri. Tidak pernah begitu bersyukur terhadap diri saya, hidup saya, dan orang-orang di sekitar saya. Termasuk mereka di masa lalu saya.

Dan dia, sosok yang kini menjadi pendamping hidup saya saat ini (bukan pacar, tetapi pendamping), adalah sosok yang cukup besar andilnya dalam membantu saya menjadi saya yang sekarang. Sosok yang saat ini, detik ini, begitu saya cintai. Dan untuk tahun ini, kehadirannya di hidup saya adalah yang paling saya syukuri..

Dan untuk harapan tahun depan. Hmm, saya sudah mulai belajar untuk tidak menaruh harapan apapun, kecuali mungkin untuk diri saya sendiri.. Saya hanya berharap, saya tidak akan pernah berhenti belajar dan tidak pernah berhenti jujur pada diri sendiri. Untuk sisanya? Biarkan hari esok selalu menjadi misteri yang menyenangkan, yang membuat saya bangun tiap paginya dengan bersemangat untuk memecahkan misteri tersebut :)

Terima kasih, tahun penuh pembelajaran.
Dan terima kasih, Pria 2012..saya cinta kamu saat ini.


Have a great holiday, all, and a wonderful New Year! :)

Monday, December 24, 2012

Goresan Rindu

Aku rindu.
Rindu yang tak terkira, yang bahkan seluruh bintang di angkasa tak sanggup mewakilkannya.
Rindu hangat kehadiranmu, namun justru dingin malam menyelimutiku.. rindu hingar bingar suaramu, karena kini yang terdengar hanya nyanyian sendu serangga.
Nyanyian sendu yang menyayat hati seperti rindu ini.


Aaahh.. apa gerangan yang sedang kau mimpikan saat ini, kasih?
Ada kah bayang wajahku hiasi bunga tidurmu? Atau aromaku, yang mungkin dapat menenangkanmu? Atau mungkin hanya sekedar namaku kau sebut. .dalam ceritamu untuk Tuhan hari ini?
Yang ku tahu pasti, hati ini penuh oleh cinta untukmu, otak ini riuh oleh teriakan yang tak henti menyerukan namamu, dan senyum yang mengembang terus menerus hanya dengan membayangkan wajahmu.. bahkan indah, rasa menyiksa di dada ini akibat merindukanmu.

Aku tak sabar menunggu kehadiran burung pagi nanti, untuk sampaikan rinduku padamu, dan berharap ia akan terbang menghampirimu, menyuarakan kicauan rindu itu.

Sungguh aku rindu, kasih..


Jakarta, 24 Desember 2012

Saturday, December 22, 2012

Malam Tujuhbelas Desember

Malam ini, di Tujuhbelas Desember
dihiasi sinar lampu remang-remang, ditengah keheningan ruangan kubus berpintu ini.
Kita berbaring, berdua. .bercinta dalam kesunyian.

Kau tatap lekat mataku dengan mata tajammu.
Kau sentuh wajahku, perlahan...
Kau pejamkan matamu, dan larut pada suasana. Menikmati setiap ujung jarimu menyentuh tiap titik di wajahku.
Aku pun pejamkan mataku, tenggelam dalam panas sentuhanmu.
Menikmati tiap detik, menikmati tiap belaian.

Perlahan kau sentuh bibirku dengan bibirmu
Lembut, hangat, basah...sungguh rasa yang memabukkan.
Dunia seakan berhenti berputar, jam tanganmu pun sunyi seperti berhenti berdetak.
Kecupan manis yang begitu panjang, hanya ditemani degup jantung kita yang tak mau melambat.

Lambat, semua terasa berjalan begitu lambat, tak seperti degup jantung ini.
Dapat kurasakan manis tiap senti dari bibirmu, geli dan tajam dari tiap helai kumismu, dan hangat dari tiap hembusan nafasmu..
Indah.

Perlahan kau jauhkan bibirmu dari bibirku yang seakan tak mau lepas.
Kau tatap lekat lagi mataku, dan perlahan kau bisikkan
"Sekali lagi, selamat ulang tahun, sayang.."
Setetes air mata keluar perlahan dari sudut mataku.
Air mata yang turut menikmati,
saat kita bercinta dalam kesunyian...


(17 Desember 2012, 22.15)

Api unggun di kala rimis

Api unggun di kala rimis
Perpaduan dua unsur yang saling bertentangan, berdansa dalam harmoni, mencipta romansa penuh janji.
Menghangatkan dan menyinari, namun juga menyejukkan..

Api unggun di kala rimis.
Mungkin itulah gambaran tepat tentang suasana hatiku saat kita pertama bertemu.
Cahaya jingga kemerahan yang berbinar dari wajahmu menyilaukan mataku,
namun senyum kecil dari bibirmu mampu menyejukkan hatiku.
Dua rasa yang berbeda, bercumbu penuh semangat hingga menyesakkan dada.
Romansa yang tercipta, ketika bara api menyambut nyanyian merdu hujan..


(Sebuah tulisan acak-acakan terinspirasi oleh kata-kata seorang dalang kepada seorang teman. Terima kasih, dymiraviori sebagai sumber inspirasi)


Bandung, 18 Desember 2012

Sebatang rokok dalam bungkusan merah


Aku hanyalah sebatang rokok.
Rokok filter yang berharga mungkin untukmu, namun merupakan sebuah racun berbentuk silinder mungkin untuknya.
Aku bukanlah barang berharga tinggi, apalagi langka
bukan kawan yang dapat menemani semalam suntuk, malah mungkin telah habis kau hisap saat cerita ini selesai kusampaikan..
Aku hanyalah sebatang rokok filter,
satu dari begitu banyak batang yang membuatmu candu.
Hisapan demi hisapan, yang kau pikir dapat menginspirasi.
Fana. . .
Aku hanyalah sebuah bentuk fana, sebuah gulungan tembakau biasa saja yang mungkin kau anggap bermakna, meski sekejap saja.
Aku sebatang rokok filter.
Yang dengan umur pendekku ini, kukerahkan segala kemampuanku hanya agar jari telunjuk dan jari tengahmu tak merasa sepi...

Aku sebatang rokok filter,
yang akan mati seselesainya kau tulis ceritaku ini.

Saturday, December 15, 2012

Akhir Sebuah Cerita Cinta

Telah lama cerita cinta itu kami jalin, telah lama hubungan itu kami rajut.. namun layaknya semua cerita, kami pun sampai pada ujungnya, beberapa bulan yang lalu.

Lima tahun lima bulan sebelas hari.
Selama itu kami bersama, menjalani hidup berdampingan, saling mengasihi. Dulu, kupikir ini adalah cerita yang hanya akan diakhiri oleh kematian. Cinta yang akan aku bawa sampai mati. Dulu, ketika aku masih naif, ketika aku begitu jumawa akan kemampuanku mencintai.

Kata demi kata, tindakan demi tindakan, hari demi hari. Begitu banyak kesalahan yang kami lakukan, yang merusak perasaan di hati ini diam-diam, tanpa aku sadari.. yaa, kesalahan yang membunuh cintaku untuknya. Aku tak menyalahkannya, tak akan pernah. Karena aku pun bersalah dalam hal ini, aku pun turut membantu membunuh perasaanku sendiri secara perlahan. Namun tanpa kami sadari..

Hingga akhirnya, hal demi hal yang kami lalui di akhir cerita ini, menyadarkanku tentang keadaan hatiku. Hati yang sebelumnya menyerukan namanya setiap saat, kini telah tiada. Binasa. Dan kami pun perlahan menyadari, cerita ini hampir sampai pada ujungnya. Tak peduli apapun yang kami lakukan untuk memperbaiki keadaan ini, untuk menghidupkan kembali hati penuh cinta untuknya yang telah mati ini, semua tak mampu mengubahnya.

Ya, hati untuknya itu telah mati... karena kami sendiri.
Dan yang telah mati, tak akan bisa dihidupkan kembali, setidaknya mungkin untuk saat ini.

Namun aku sangat bersyukur pada Tuhan, telah memberikan kami kesempatan untuk menciptakan cerita cinta yang begitu panjang dan indah ini. Aku bersyukur pada Tuhan, aku diberi kesempatan untuk mencintai sedalam itu. Aku juga bersyukur pada Tuhan, karena kami telah diberi jalan yang terbaik untuk kami masing-masing. Ya, masing-masing, bukan berdampingan lagi.

Dan, aku bersyukur kepada Tuhan untuk kamu, lelaki yang pernah mengisi hidupku sekian lama..
Lelaki yang dulu selalu ada disisiku, di baik dan buruk ku.
Maaf, jika aku bukan lagi sosok wanita yang dulu begitu kau puja, kau cinta. Tetapi aku yakin, suatu saat, yang terbaik untukmu akan datang..
Aku berharap Tuhan memberimu kekuatan dan keberkatan selalu, dan tak membiarkanmu merasakan setitikpun kesedihan. Karena kau adalah sosok yang telah membantu membentukku menjadi diriku yang sekarang. Diri yang kini dapat kubanggakan.

Berbahagialah, kekasih yang telah lalu..
Aku pernah amat mencintaimu, dan meski hati itu telah binasa, kau tetap salah satu lelaki luar biasa di mataku.

Ini... mungkin akhir dari sebuah cerita cinta.
Tapi yakinlah, ini hanyalah akhir sebuah chapter di hidup kita masing-masing. Jadi, mari kita melanjutkan kisah hidup kita masing-masing, meski kini tak lagi bersama.

Terima kasih! :)

Saturday, December 8, 2012

For That, Love, I Love You More. .

Love, you have no idea what you have done to me..
You have no idea how you affected me.

You stopped the rain in my sky, brought out the brightest sun
You let it snow in my world, yet you warmth me with your heart
You made my world spin so fast, but you make me stand still with the strength from our holding hands.

Love, you turned my world upside down, and at the same time you taught me how to know myself..
You love me for who I am, a woman I never thought I was.
A woman I thought so weak, who apparently could become so strong. .

Love, you are maybe not my everything
but you are a very special thing, that let me know how to love myself before anything else.

And for that, Love, I love you more. . .

Sunday, October 21, 2012

Lelaki Bermata Sendu

Lelaki bermata sendu, duduk diam termangu.
Entah berapa lama ia telah menunggu
entah harus berapa lama lagi ia akan menunggu.
Menunggu kembalinya kekasih hati
yang pergi membawa seluruh hatinya,
utuh. .
Utuh diberikan Lelaki bermata sendu itu.
Tulus, untuk kekasih hatinya,
Sang Gadis Matahari.
Yang pergi membawa sinarnya,
meninggalkan Lelaki bermata sendu dalam kegelapan
Gelap yang pekat, abadi, dan dingin..

Lelaki bermata sendu,
dengan penuh harap menanti kembalinya sang Gadis Matahari
Kembali dengan sinarnya,
kembali dengan hatinya,
kembali dengan kesiapannya untuk menghangati si Lelaki bermata sendu. . .
Hanya dia.


18 Oktober 2012

Wednesday, October 10, 2012

Rinduku

Rinduku pada bintang, dikala pagi menjelang
Rinduku pada birunya langit, dikala bulan terang menerangi malam
Rindu, yang tak dapat disampaikan. .
Kucoba bernyanyi megutarakan rasaku,
walau yang terdengar hanya nada-nada sendu
Kurayu bintang untuk menari,
namun ia menjauh menghindar
Tak berani ku coba warnai gelap malam dengan biru langitku,
takut.
Takut ia semakin memudar..
Rinduku pada hangatnya sinar mentari ketika ku terlelap,
Rinduku pada sejuknya embun pagi hari. .

Pelukis Langit

Izinkan aku melukiskan semburat awan pada biru langit pagi
biar mereka cerah mewarnai,
mengiringi langkahmu yang tak pasti.
Biarkanku memerahkan langit senja
hingga mereka dapat menghangatkan,
seiring datangnya angin malam..
Pintalah aku menerangi langit malam dengan bintang
supaya mereka dapat menuntunmu.
Memang langit kan selalu menyertai,
diam sendiri.
Tapi tak akan kubiarkan langit kosong,
sendiri menyelimuti bumi.
Aku memang tidaklah seindah mentari maupun bumi,
namun biarkanku menjadi pelukis langit
yang senantiasa dapat menemani dan mengindahkannya. . .


27 September 2012

Thursday, September 27, 2012

Kebenaran Yang Tertera (EP)

Kebenaran yang tertera
terjebak dalam siklus tak berujung
tersamarkan jelaga pikiran yang berkabut.

Pria yang kikuk, terjerembab
Wanita yang tersasar, melayang
menyelam dalam buih yang tak berdasar
tertekan dalam kepastian tak pasti.

Bukanlah kotak yang kau cari
bukanlah lagi bentuk geometri yang coba kau kenali.
Tak perlu dijamah,
dikecap, diraba, didengar.
Tak perlu dimengerti.
Cukup ada. . .

(Written by EP, Sept 21 2012)

Kisah Gadis Kecil Dan Burung Bersayap Patah

Makhluk kecil itu menatap langit penuh harap
menunggu waktu kapan ia dapat mencapainya.
Burung kecil dengan sayap yang patah,
namun dengan semangat yang tak pernah melemah.
" Akan datang angin yang membawaku terbang.
Akan datang awan yang akan menuntunku pulang "

Gadis kecil itu menatap sang burung penuh takjub
menanti kapan ia akan terbang melayang.
" Burung kecil yang lemah, dengan sayap yang patah "
Sebelum gadis itu melihatnya, sebelum gadis itu menyadarinya.
Sayap kecilnya lah yang patah,
Tubuh kecilnya lah yang tak mampu terbang.
Namun harapnya tak pernah pergi,
Angannya tak pernah lari.

Burung kecil dan gadis itu pun termenung menatap langit
menyandarkan punggung mereka di sejuknya rerumputan
" Biar langit menampung harapku, biar rerumputan menopang bebanku "
Dan mereka pun terbang, bersama angan,
Melayang. .

Tuesday, September 25, 2012

Peleburan Warna

Biar kutumpahkan biru ku ke lautan
Biar kutuangkan merah ku ke langit senja
Biar kuluapkan hitam ku ke langit malam.
Bila tak begitu, tak akan ku tahu warna ku. .
Bila ku tak begitu, yang ada hanya abu-abu.
Jadi biar ku lepaskan hijauku pada padang rumput
Biarkan tenangku bebas mewarnanya.
Hingga nanti ku kan tahu, warna apa sebenarnya aku. .

Langkah Ku, Milik Ku.

Hitam tak berarti gelap
Putih pun tak selalu terang.
Tak berarti ku harus sembunyi dalam bayang,
Tak berarti ku harus terperangkap dalam gelap.
Aku kan tentukan langkah ku.
Aku yang tentukan pula arahku.
Tiada gelap maupun terang yang dapat menarikku
Tiada bayang yang dapat menyembunyikanku.
Aku,
melangkah untukku sendiri. .

Waktu Tak Akan Menunggu

Bukan hujan ingin mengkhianati matahari.
Bukan gelap ingin membayangi cahaya.
Hanya waktu berjalan tanpa henti, tak pernah lelah berlari.
Memang waktu dapat mengkhianati, membayangi, menyakiti
Tapi pada saatnya nanti, waktu pula yang akan menyembuhkan. .

Saturday, July 14, 2012

Aku Ada Di Hadapanmu, Maira.. (Part 2)

Sudah enam bulan lebih sejak Krisna terakhir bertemu Maira. Memang, sejak Krisna melanjutkan kuliahnya di Jogja dan Maira melanjutkan kuliahnya di Bandung, mereka jadi jarang bertemu. Apalagi Krisna memang hanya pulang ke Jakarta setiap liburan semester.


13 Juli adalah ulang tahun Maira. Kebetulan pula, hari itu Krisna akan pulang ke Jakarta. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan Maira. Berbagai macam hadiah sudah ia siapkan untuk gadis mungil kesayangannya itu, termasuk patung dari clay berbentuk persis seperti Maira yang khusus ia buat sendiri setelah ia mempelajarinya di kampus.

 Krisna telah jauh-jauh hari mengingatkan Maira bahwa ia akan ada di hari ulang tahunnya. Tentu saja Maira senang bukan main. Dari ceritanya, Maira sepertinya sedang tidak memiliki pacar. Bulan April lalu, Maira putus dari Gema, pacar ketiganya sejak kuliah dua tahun yang lalu. Seperti biasa, Maira selalu memacari lelaki yang salah. Kali ini, pacarnya menduakannya, dan mereka pun langsung berpisah. Karena itulah, Krisna pun turut bersemangat untuk merayakan ulang tahun Maira hanya bersama dia dan keluarga Maira.

 Krisna beranjak menuju ke rumah Maira begitu ia tiba di Jakarta. Orang tuanya telah ia beritahu sebelumnya, dan mereka maklum, karena mereka tahu betapa sayangnya putra sulung mereka itu kepada Maira. Dan toh nanti juga Krisna akan lebih lama menghabiskan waktu dirumah..

 Sesampainya di rumah Maira, keadannya sangat lengang. Krisna sedikit bingung, karena biasanya teman-teman Maira lainnya pasti akan berkumpul dirumah Maira untuk merayakan ulang tahunnya. Maira memang tidak pernah merayakan ulang tahunnya di kafe atau restoran, karena masakan ibunya serta kue buatan Krisna jauh lebih lezat dibandingkan harus membeli.


"Siang, Tante Reni.." sapa Krisna pada ibu Maira yang sedang bersantai di teras rumah.
"Wah, nak Krisna! Lama sekali tidak bertemu ya, Tente sampai kangen.. Gemukan ya kamu sekarang!"
"Hehe, maklum Tan, anak kosan, kerjaannya cuma makan. Ngomong-ngomong Maira-nya mana Tante? Kok tumben sudah sore gini belum ada yang ngumpul?"
"Iya nih Kris, Maira masih di jalan pulang dari Bandung. Terjebak macet sepertinya. Padahal Tante sudah masak dari pagi lho.. Tante pikir dia pulang pagi tadi. Kamu tunggu saja ya di kamar Maira," ujar Tante Reni sedikit kecewa.
"Ngga apa-apa Tante, aku ikut siapin semuanya ya. Kebetulan aku bawa beberapa hiasan untuk dekorasi, Maira pasti suka,"
"Oh ya sudah silahkan kalau tidak merepotkan. Tante mau siapkan kuenya dulu. Seharusnya sih satu jam lagi Maira sampai.."


Sudah dua jam Krisna menunggu Maira pulang. Ia sudah berkali-kali mengirimkan SMS ke Maira, mengatakan ibunya dan dia telah selesai menyiapkan semuanya dirumah. Namun, tidaka ada balasan satupun dari Maira. Mereka pun khawatir.

"Aduh, Maira ngga kenapa-kenapa di jalan kan ya? Kok ngga sampai-sampai?" ujar Tante Reni khawatir.
"Biar Papa telepon ya Ma," ujar Om Denny, papa Maira.
"Ngga usah Om, biar Krisna saja." Krisna pun lalu menelepon Maira. Setelah lima kali mnelepon, akhirnya Maira pun mengangkat teleponnya.


"Mai, kamu dimana? Aku, Om, sama Tante sudah nungguin daritadi. Katanya kamu sudah empat jam yang lalu berangkat dari Bandung, kok ngga sampai-sampai?"
"Aku emang berangkat empat jam yang lalu, naik bis, Kris.." jawab Maira lunglai.
"Kamu kenapa lemas begitu? Terus kenapa belum sampai? Mau aku jemput di terminal jam berapa?"
"Ngga apa-apa kok, aku tadi ketiduran di bis. Aku..ngga pulang ke Jakarta, Kris."

"Lho, terus kamu kemana?!" Krisna mulai kesal, namun ia juga khawatir karena tidak biasanya Maira pergi kemanapun tanpa bilang ke orang tuanya.
"Aku lagi menuju Semarang.." terdengar suara Maira mulai memelas mendengar Krisna marah. Ia tahu, sahabatnya itu sangat menyeramkan jika marah, walaupun sebelumnya Maira tidak pernah kena marah oleh Krisna.


"SEMARANG?!? Sama siapa?! Dan kenapa Om Tante ngga tahu?" nada bicara Krisna mulai tinggi. Untungnya, ia sudah pindah ke halaman rumah supaya papa dan mama Maira tidak mendengar percakapan mereka.
"Aku sama Gema..tapi kamu jangan bilang ke Mama Papa ya. Bilang saja aku sama temen-temen kosan. Dia mau kasih surprise buat aku disana, Kris. Ini penting banget buat aku, kamu ngertiin ya, Aku harus tutup teleponnya. Aku janji nanti begitu sampai Semarang aku telepon Mama Papa. Maaf ya Kris. Dah"

Klik. Begitu saja Maira menutup teleponnya sebelum Krisna sempat berkata apapun. Gema? Pria yang sudah menduakannya? Dan sekarang mereka keluar kota BERDUA?! Maira sudah keterlaluan, pikir Krisna. Ia pun memutar otak bagaimana caranya membertiahu orangtua Maira dimana keberadaan Maira sekarang. Tentu saja, sekecewa apapun ia pada Maira, ia tidak akan memberitahu mereka kalau Maira pergi bersama mantan pacarnya. Krisna sedih melihat ekspresi Tante Reni, tak mau berlama-lama, ia pun pamit pulang.

•••

Tiga minggu sudah Krisna berlibur di Jakarta, dua hari lagi ia harus pulang ke Jogja karena perkuliahan akan segera dimulai. Namun, ada yang terasa kurang di liburan ini..ia belum juga bertemu Maira. Sejak pulang dari Semarang dua minggu yang lalu, setiap ia datang ke rumah Maira, gadis itu selalu tidak ada. Pergi dengan Gema, kata Mamanya. Akhirnya, setelah empat kali kesana namun gagal menemui Maira, Krisna pun menitipkan saja hadiah-hadiah ulang tahun Maira yang telah ia siapkan kepada ibunya.

Hari ini Krisna ingin bersantai sejenak di kafe favoritnya dan Maira sambil membaca buku yang baru ia beli. Baru 10 menit ia duduk, Maira masuk dari pintu depan. Wajahnya tampak lesu.

"Ngapain kamu disini? Oh, pasti mau kencan sama Gema ya?" tanya Krisna sinis.
"A-aku..aku tadi ke rumah kamu. Katanya kamu pergi. Aku tebak kamu pasti kesini." jawab Maira takut-takut.
"Ada angin apa kamu cari aku? Tiga minggu aku disini, kamu cuek aja tuh."
Maira terdiam. Ia duduk di kursi di hadapan Krisna. Dan ia menunduk lesu.
"Gema selingkuh lagi?" tebak Krisna. Ia pun melihat air mata jatuh di pipi Maira.
"Dia..ngga selingkuh. Karena ternyata sebulan ini, dia ngga menganggap kalau kita pacaran lagi. K-kita cuma teman dekat, kata Gema. Dan dia berhak j-jalan sama cewek manapun.. Aku ngga nyangka..aku ngga nyangka bisa ketipu lagi sama dia.. Apa salahku?" Maira pun menangis, namun ia berusaha sekuat tenaga menahannya supaya tidak menarik perhatian pengunjung kafe yang lain.

Kamu ngga bisa menghargai orang-orang yang sudah jelas selalu ada buat kamu, demi mengejar orang yang sama sekali ngga peduli sama kamu.



"Kamu hanya terlalu percaya sama orang lain, Mai, sampai mudah kasih mereka kesempatan kedua, tanpa syarat apapun. Mau tahu salah kamu yang sebenarnya apa? Kamu ngga bisa menghargai orang-orang yang sudah jelas selalu ada buat kamu, demi mengejar orang yang sama sekali ngga peduli sama kamu. Dan begitu orang yang kamu kejar mencampakkan kamu, kamu balik lagi ke orang-orang yang sudah kamu tinggalin, tanpa mikirin apa yang mereka rasain.."

Maira tertegun mendengar ucapan Krisna.

"Aku bukan bonekamu Mai, yang bisa kamu tinggalkan dibawah kasurmu begitu kau punya mainan baru, lalu bermain denganku lagi begitu mainan barumu itu rusak. Aku punya perasaan.. Orangtua mu pun punya perasaan. Apa kamu pernah berpikir bagaimana perasaan mereka kalau mereka tahu kamu ke Semarang hanya berdua dengan Gema kemarin?"

"Aku sudah lelah, Maira..tidak dianggap sebagai sahabat oleh kamu, tapi seperti buku diary yang hanya merasakan sedihmu, tapi tidak pernah jadi bagian dari bahagiamu. Aku juga yang terlalu bodoh, karena terlalu sayang sama kamu, sehingga bertahun-tahun bertahan seperti ini, sampai kamu justru terlalu nyaman dan tidak memandangku sebagai lelaki. Tapi cukup sampai disini saja Mai.. Cukup."

Maira terdiam. Ia bahkan sampai berhenti menangis saking kagetnya mendengar ucapan Krisna. Ia tidak sanggup menatap mata Krisna.

"Ayo bangun, aku antar kamu pulang.." ucap Krisna lembut. Sepanjang perjalanan, mereka berdua terdiam. Setelah sampai dirumah Maira, Krisna pun bergegas pulang. Maira ingin sekali berlari mengejar sahabatnya itu, namun ia tidak sanggup...

(Bersambung)

Thursday, June 21, 2012

Kosong

Aku lelah merangkai kata-kata agar kau mengerti.
Aku lelah memahami hanya agar kau tak pergi.
Aku lelah memaafkan hanya untuk menjaga harmoni.

Aku terlalu lelah untuk marah.
Aku terlalu lelah untuk meneteskan air mata.
Aku terlalu lelah, untuk kembali merasakan lelah. .

Hingga kini aku mati rasa.
Bukan, mungkin lebih tepatnya, aku kehilangan semua rasa yang pernah ada.

Kini aku merasa kosong.
Lalu ku mulai bingung. . .

Thursday, June 14, 2012

Aku Ada Di Hadapanmu, Maira.. (Part 1)

Maira berlari cepat ke kamarnya. Ia tak ingin seisi rumahnya melihat ia menangis. Ia pun melempar tubuh mungilnya ke atas kasur dan terisak. Air matanya berjatuhan tiada henti. Semalaman Maira tak berhenti menangis. Akhirnya ketika fajar mulai tiba, ia pun tertidur karena lelah..

•••

Hari itu hari Minggu. Sudah lewat pukul dua siang, tapi Krisna tak kunjung mendapat kabar dari sahabatnya, Maira. Biasanya, gadis mungil dengan rambut hitam legam yang panjang itu selalu meminta Krisna untuk menemaninya berjalan-jalan pada hari Minggu, atau sekedar memintanya datang ke rumah. Karena penasaran dan khawatir, lelaki berwajah manis itu pun beranjak ke rumah Maira.

"Maira nya ada, Tante?" Tanyanya sopan pada ibu Maira yang membukakan pintu.

"Lho nak Krisna, tumben jam segini baru datang ke rumah.. Ayo masuk, masuk. Maira sejak semalam tidak mau keluar kamar, dia juga belum makan seharian. Coba kamu bujuk dia ya," ujar wanita paruh baya yang masih terlihat cantik persis seperti putrinya itu.

Krisna pun menuju kamar Maira. Mereka sudah saling mengenal sejak 5 tahun yang lalu, ketika mereka baru sama-sama masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Sejak saat itu pula, Maira tidak bisa lepas dari sisinya. Sejak itu juga, ia menjadi sahabat sekaligus penjaga Maira. Dan sejak saat itu pula lah, Krisna jatuh cinta padanya.

"Mai, ini aku. Aku masuk yaa.."
Begitu melihat Maira, hati Krisna terasa seperti tercabik-cabik. Matanya merah dan berair, wajahnya pun nampak muram. 'Lelaki mana lagi yang tega menyakit malaikat ku?!' Ujar Krisna dalam hati.

Namun Krisna mencoba menenangkan hatinya, lalu perlahan ia bertanya kepada Maira, "Kamu kenapa Mai? Cerita ya"

"Aku putus sama Anton, Kris! Katanya aku ini ngga sesuai sama harapannya! Cuma cewek manja ngga berotak, cantik pun engga!" Jawab Maira emosi sambil menahan tangis. Sakit hati Krisna mendengarnya.

Ya, Maira memang manja, tapi dia tidak pernah dan tidak mau menyusahkan orang lain, kecuali Krisna. Dan Maira adalah gadis tercantik yang pernah ia lihat..terutama ketika Maira tersenyum. Bibir mungilnya akan merekah di wajahnya yang bulat, dihiasi rambut hitam panjang yang lurus, serta matanya yang bulat yang selalu mampu mebuat hati Krisna luluh.

"Mai, aku kan sudah pernah bilang, Anton itu playboy. Tapi kamu tidak mau dengar.. Jangan didengarkan apa yang ia bilang, itu hanya alasan yang ia cari-cari supaya ia bisa memutuskanmu untuk wanita lain. Tapi bukan berarti wanita itu lebih baik dari kamu. Anton itu seperti anak kecil, yang selalu lebih tertarik kepada mainan baru meskipun mainan yang ia punya jauh lebih baik." Sebisa mungkin Krisna merangkai kata-kata yang bisa dimengerti Maira dan tidak menyakiti hatinya. Maira mulai berhenti menangis, dan mendengarkan Krisna dengan seksama seperti seorang anak kecil yang tengah mendengarkan nasihat ayahnya.

"Kamu itu cantik, Mai, sangat cantik. Bukan hanya wajahmu, tapi juga jiwamu. Ingatlah itu. Kesalahanmu hanyalah mudah salah menilai laki-laki, dan selalu jatuh cinta pada lelaki yang salah.. Sekarang usap air matamu, dan tunjukkan betapa cantiknya kamu."

"Kamu benar Kris! Aku saja yang terlalu mudah jatuh cinta sebelum mengetahui seperti apa lelaki itu sebenarnya. Mulai sekarang, aku akan lebih hati-hati lagi memilih pacar!" Jawab Maira bersemangat.

Sedikit sedih perasaan Krisna yang masih juga tidak dianggap sebagai 'laki-laki' dimata Maira. Namun melihat Maira sudah bisa kembali tersenyum, Krisna sudah sangat bahagia.

"Sekarang, kamu mandi yaa! Kita pergi ke kafe favoritmu, kita makan cheesecake, apa saja yang kamu mau, aku yang traktir. Bagaimana?"

"Horeeee!" Teriak Maira kegirangan. Ia pun berlarian ke kamar mandi. Krisna tersenyum simpul melihatnya. Malaikatnya yang rapuh, dan hanya dirinyalah yang mampu membuat Maira kembali tersenyum dalam keadaan apapun. Menyadari hal itu, sudah cukup membuatnya bahagia..

(Bersambung)

Saturday, June 9, 2012

Bagaimana?

Bagaimana aku bisa terus menyayangimu, saat kau terus menyakiti hatiku?
Bagaimana aku bisa mempercayaimu, ketika kau terus mengelabuiku?
Bagaimana aku bisa terus mempedulikanmu, disaat kau tak sedikitpun memikirkan perasaanku?
Bagaimana aku bisa tetap bertahan, dikala kau seakan enggan menggenggam?
Bagaimana ku yakin kau mencintaiku, jika sikapmu tak berkata begitu?

Aku pun tak tahu, bagaimana cinta ini semakin kuat walau badai demi badai menghantamnya..
Yang aku tahu hanyalah satu, aku takkan pernah bisa berhenti mencintaimu..

Matahari Pagi

Biar cahaya sirna dikala malam, dan gelap menyelimuti bumi, pagi kan bersabar menunggu, kembali datangnya mentari.

Seperti cinta dalam hati, yang setulusnya ku persembahkan padamu. Yang tak peduli alang melintang yang tak bosan melukai hati yang rapuh ini..

Aku pun akan selalu menunggumu disini, menjaga cinta ini tetap suci.
Setia bagai pagi menanti matahari..

EGO

Do you know what thing that most likely to break a relationship?
Your EGO.
Everyone has their own pride, but when you're in a relationship, pride will only breaks your lover's heart, and alas, breaks your relationship.

Why?
Because with your big ego, you'd always want to win, win in every situation, every argument.
With your big ego, you'd never listen to your lover, just because you don't wanna feel like s/he's bossing you around, like you're his/her b*tch (pardon my language).
You don't want people to say that you're whipped.

So most of the time, you ignore your lover's words. Even most of the time what s/he said is for your own good, for your own safety, for your own happiness, and s/he said it because s/he cares..
But you just don't wanna listen.
You just listen to your big stupid ego.

By not listening, most of the times, you do what you're not suppose to, even though your lover has told you what those things would do to you.
And because you don't wanna listen, you're eager to do it, but you don't wanna argue with your lover, so you lie.
Covering your track. But in the end, s/he finds out anyway..

So it breaks your lover's heart.
But you still don't wanna listen, and you're not sorry, because in your ego's point of view, you've done nothing wrong, even though in your heart, you know s/he's right..

So you argue, argue, and argue.
Until s/he feels guilty because you make them think they're controlling you. Or until they're tired arguing with you, and then they let you go..

Well, ego will always win. I guarantee that.
But it'll never end well.
So the question is, will you let your ego controls you, or let your right mind speak?

Because when you're really in love, winning or losing doesn't matter at all..
What matters is how you show your love, keep it that way, and how to make your beloved happy.

Friday, June 1, 2012

Living in The Dream / Living The Dream

Some people think that those two sentences have the same meaning.
But nu-uh, it's not for me. Those two sentences have a very different meaning, it's the opposite of each other. Why? Let me explain it in easy way.

* Living in The Dream *
Even it sounds like fun, it's actually not at all.
"Living in the dream" means you waste all day in your whole life dreaming about something, without even dare to take just one little step to make it comes true. You're dreaming and dreaming, even the impossible things, but you have no will to make it possible. Then you just living your life with regrets, empty filling, and realizing something's missing in your life but never know what.

After a long time you'll be numb, can't feel a thing.
You smile but you can't laugh out loud. You're sad but you can't cry. You're hurt but you can't scream. A life you have is just a black and white straight path you walk on without any light.

That's the life most of us are living now..

*Living the dream*
This is the life I'm trying to live in.
This is the life everyone's been looking for.
Living the dream, make it happens by trying to make your dreams come true. Start it by take one little step forward and feel the encourage that comes afterward.

Live with no regrets or "if only" even thought you've failed, because no matter how you've tried and enjoying it. Living a life where there's no word "stop" or "give up". Living a life spontaneusly, not knowing what coming but prepare yourself anyway anyhow.

Living a life where there are rainbow, sunrise, moonlight and falling star. Living your life with full happiness, no matter how broke you are. Living your life with non-stop imagination to make it much more colorful.
Living a fulfilled life.
It's not a hard or impossible as it sounds.. Just believe there's nothing impossible in this world if we just have the will to tak one step forward to catch our dreams. Life will guide you anyway.

So from now on let's get yourself together and believe ini you ability.
Let's living our dream.

(Living The Dream on Tumblr)

Places in Europe (hopefully) I'll visit ❤

Lately, my dream about traveling all around Europe is popping in my head all the time.
It made me sure to really do it one day. And I promise my self I will. Here is a list of places I want to visit in Europe. I'll bet when you see some pictures below, I'm gonna hear some "Aww.." "Wow" and some sighs, haha. Enjoy :)

First of all, I'd like to go to Ireland!
1. Dingle (Length of stay: 10 days) - I fell in love with this city since I watched "Leap Year". A great movie sets in a great city. Beautiful, quiet, and have a cliff near the beach.

2. Dublin (Length of stay: 5 days) - When you come to a country, you definitely need to visit its capital. Dublin is a great city, but for me who planning to backpack around Europe, staying in Dublin too long would be just a waste of money :(
Now let's fly out of this beautiful country!

Next stop, would be Spain
3. Barcelona. (Length of stay: 7 days) - Of course, I will visit Madrid, maybe for about 3 days, but there's not much to see. So I'll just give you the beauty of Barca! One thing i definitely gonna do there is watch Barcelona FC's game live! And it has a beautiful beach too ❤
Amazing isn't it? But there are so much more beautiful places I love. Let's pack your bags and leave!

Third stop, The United Kingdom, England
4.  London (Length of stay: 5 days) - Probably just gonna visit Buckingham Palace and maybe reenact some FRIENDS scenes.

5. Liverpool (Length of stay: 7 days) - I really really wanna visit this city, because I'm a big fan of Liverpool FC, and I wish to see a game in Anfield. You'll never walk alone, mate!

6. Alpen (Length of stay: 14 days) - Such a beauty of nature, where mountains lined up and covered with snows and meadows rapped its feet. That's Alpen, baby! I always love to be on a mountain, I'm excited to see snow, and I love meadows! Alpen is a perfect place for me..
Football, snow, meadows, I found all that in England. And don't forget the Royal feeling just being in London and see the elegance of Buckingham palace. But enough about England. There's so much more place to go :)

Welcome to Germany
7. Berlin  (Length of stay: 5 days) - Berlin, such a big beautiful town, yet I found it's very cheap to live there even thou it's a big city..

8. Gelsenkirchen  (Length of stay: 3 days) - I don't know much about this city, I just know it because it's the city of Schalke 04 FC, haha. But it seems peaceful :) 
Okay let's get away from Germany. Now I'm gonna take you to a better place..

Austria, here I come !
9.  Vienna (Length of stay: 5 days) - I heard it's so wonderful out there. And it's gonna be amazing if I go there in winter :) It looks like all the city's been painted white~



10.  Zurich (Length of stay: 5 days) - Out of Austria, into Switzerland, where the best chocolate made. Just like what I love from Alpen and Vienna, it's the snow I'm looking for.

Enough for the snow. Now I need a little bit of romance in the air. We're in Europe anyway, aren't we? And I bet you know where to find love in Europe ❤

The country where sexiest men live, Italy
11. Rome (Length of stay: 5 days) -  Why Rome? For those who've watched 'Eat, Pray, Love' may not gonna ask this. But it is the most romantic city in Italy! And the pizza, arrrgh, I really want to taste their pizza. But maybe I'm gonna get some from Napoli. Anyway, Rome has a few romantic fountains with different stories. My favorite is the Fountain of Love. They say that if you throw a coin inside the fountain you'll meet you're one true love :) The movie 'When in Rome' used that story as inspiration. Oh yeah, don't forget their amazing Colosseum!
 
(When in Rome's scene)

12. Venice (Length of stay: 7 days) -  Ah well, do I even need to explain why Venice is such a romantic city??

13. Milan (Length of stay: 10 days) - I can't say how much I LOOOVEEE this city! I'm a true AC Milan's fans, a Rossoneri since I was just about 11 years old. And damn right I'm gonna be inside the San Siro stadium and watch them play! FORZA MILAN :)
I guess too much romance won't be good for me who'll be traveling alone. So let's get into my 'real' things, HISTORY! We're gonna visit some historical cities.

Romania, mysterious yet beautiful.
14. Transylvania (Length of stay: 15 days) - I want to visit this amazing country since I read a book about Vlad Tepes III, or known as Vlad Dracula. He's the source of every vampire's stories. But no, he's not a vampire. He was just a very very cruel Prince of Wallachia, Romania, who loved to torture his enemies to death and ate between their blood. Scary? Amazing to me !
We're still gonna visiting Historical Places, but not gonna be as scary as Vlad's history (eventhou I don't know yet about these upcoming cities' histories...), so let's take the train and leave!
Ukraine
15. Kamianets-Poldisky (Length of stay: 5 days) - I found this castle on Google, and I fell in love right away!

16. Khotyn Fortress (Length of stay: 3 days) -  Again, thank God for Google :)

And now, we're gonna visit the most romantic country in Europe, my favorite, my dream since I was a little girl, and gonna be the last place I'll visit on my Europe tour... Ready?

Bonjour, France ❤
17. Paris (Length of stay: 5 days) - City of Love. Heart of fashion world.

18. Provence (Length of stay: 20 days) - Last but the best, my favorite of all. A small city in South France. Such a beautiful city with lavender fields, sunflower fields and vineyards all over the city. Really really pretty. I once wrote about Provence before, here >> tumblr: provence , so I'm just gonna reminding you all a bit :)


Well, I guess that's all. Apparently, it needs 139 days to visit all of these cities and enjoy them. When I have enough money, time, and courage, I'm gonna do this!
Thanks for reading my fantasy, hopefully, one day it will come true :) By the way, what's your dream? Have you written about it? Who knows it will help you reach it :) 

Live your life to the fullest, you only live once anyway
(Europe on Tumblr)

Reaching A Dream

People have definitely different kinds of dreams. Sometimes a simple one, sometimes the one which looks impossible to reach.

Actually, “impossible” is just a matter of how we see things.

Yes, everything is possible. It’s just a matter of how wee see things.
When you look through and far to the future, everything is possible. But when you look to the present, and what’s in front of you, almost everything is impossible. That’s a problem almost everyone has when they’re trying to reach their dreams, a simple problem which almost everyone never realized.

When you have a dream, and have the will to reach it no matter what, look through at the future! If you just stay still, just whining about you current problems, how difficult your life is, you’ll get nowhere. You’ll just stuck with your current life, no future.

What’s in front of us now has nothing to do with your future. We make our own future.
Don’t be afraid to look forward, leave your problems behind, and imagine what kind of life you want to have. Nothing’s gonna stand between you and your future, except your own mind. What in front of you now is just a wall between you and your dreams.

Because by seeing your problems and what you’re having now will only pop questions which will break your spirit to catch your dreams, such as “What if … ?” “If … how could I … ?” and then doubts will appear, and then finally you’ll give up your dreams. If you look far to the future, imagining how your life could be if you reached your dreams, nothing would stand in your way. You’ll just excited to make your dreams come true and live a life you always wanted.

Our current problems should only be “now” problems. We have to fix it “now”. Not latter. And shouldn’t be our future problems.Anything else you think could be a problem in your future should be thrown away, and just believe, the only thing will stand in your way to catch your dreams is YOU.

When you have doubts, just think positive, and believe you can do anything. Regrets do come late, so do what you want to do and don’t let regrets come. It’s just a matter of how we think.

So from now on, starts your dream by listing it, imagining it, and find ways to get it. Throw away your doubts, believe in yourself, and start to look far to the future.

To turn the spirit switch on, let me start with my dream list :)
  • Study abroad - First Destination : Berlin, Germany 
  • Be an Event Organizer / Wedding Organizer
  • Travelling around the world
  • Marry the man of my dream : my current boyfriend ♥
  • Having my wedding dream : Garden Party near beach with white theme and colorful tulips and roses all around
So now start making your list !
Close your eyes, and imagine how your life would be by reaching all of it.

(reaching-a-dream on Tumblr)

Sedikit romansa tidak akan menyakitkan


Romansa, atau dalam bahasa Inggris romance.

Biasa kita kaitkan dengan pernyataan cinta dan perasaan. Tapi sesungguhnya, apakah romansa itu?

Tidak, bukan saya bermaksud mengkuliahi. Tidak juga saya bermaksud sok pintar. Penjelasan dibawah ini hanyalah wujud dari bertumpuknya pikiran didalam otak saya yang berteriak minta keluar. Maka saya keluarkanlah.

Romansa, menurut saya, tidak hanya ada di dalam hubungan sepasang kekasih. Kita pun dapat menemukan romansa antar para sahabat, anggota keluarga, maupun romansa dengan binatang peliharaan.

Romansa, sekali lagi menurut saya, memang tentang cinta. Namun, hakekat cinta itu pun luas bukan? Cinta terhadap Tuhan, cinta terhadap alam, cinta terhadap sesama, cinta terhadap keluarga, cinta terhadap teman, dan cinta terhadap satu orang spesial yang diciptakan khusus untuk menemani sisa hidup seseorang.

Romansa yang sering dikaitkan dengan hubungan sepasang kekasih, menurut saya, justru tidak sepenuhnya benar. Sepasang kekasih tidak membutuhkan romansa untuk mempertahankan cinta mereka. Sepasang kekasih tidak butuh romansa sebagai alasan pemersatu mereka. Mereka sudah memiliki cinta, rasa percaya, dan kepedulian antar satu sama lain untuk tetap bersama.

Lalu, romansa itu apa?

Di kepala saya, kata yang muncul hanyalah satu "kegombalan". Mungkin bukan untuk romansa antar teman atau keluarga, tapi diantara hubungan sepasang kekasih.

Karena nyatanya, romansa digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis, ketika perbedaan tidak dapat disatukan namun kehendak memaksa.
Romansa digunakan untuk mengambil kepercayaan lawan jenis ketika kejujuran tidak mungkin diungkapkan.
Romansa digunakan untuk menyenangkan hati pasangan ketika niat tersebut sebetulnya telah lenyap dalam hati.
Romansa itu digunakan, ketika nafsu sudah tak tertahan lagi.
Ya, menurut saya, romansa antar sepasang kekasih hanyalah bentuk sebuah kebohongan.

Namun, bukan berarti romansa itu harus hilang.
Tapi gunakanlah romansa itu dengan kejujuran.
Munculkanlah romansa itu dengan ketulusan.
Karena sesungguhnya, romansa itu pun penting. Sedikit romansa dalam hidupmu tidak akan menyakitkan, kawan. Tak perlu kau menjadi orang lain dalam mewujudkan romansa, tapi buatlah romansa itu sebagai penunjukkan jati dirimu.
Munculkanlah romansa sebagai perwujudan perasaan mu yang nyata.

 (Romance on Tumblr)

Saturday, May 12, 2012

Super Pippo's Goodbye Letter to Milan



The living legend, Super Pippo, is now leaving Milan.. And here is his goodbye letter to everyone in Milan and loves Milan. GRAZIE DI TUTTO, PIPPO !



MILAN – Everything that you’re about to read is secondary to this. The first and foremost thing that I want you all to know is I played and won for "us". Playing and winning without sharing the emotion is nothing, but you and me, us, we did it all together. We hoped, suffered, celebrated and rejoiced. We lifted cups and won titles together in our hearts. We have always been on the same wavelength. And no one can ever take that away from us.

Dear Milan fans, when I got to the club you didn’t know this. I was in a hotel room and couldn’t leave so as not to compromise the negotiations between Juventus and Milan. The first weeks, the first months, you studied me and we watched each other.

Then we fell in love. That evening against Torino. You were angry, things weren’t going well on the field and you were in silence. I started warming up and the roar you gave me made us win the match, pushing us into the Champions League and towards that final in Manchester. These memories as well as all those who consoled me in the difficult months of 2004 and 2005 and the shivers down the spine that we felt on 9 August 2006, my birthday against Stella Rossa will always be in the bedside drawer of my heart.

Athens. Football given to us for one reason: me and you, us, we wanted is so strongly, so intensely that it had to be given. Of course the reality went beyond our wildest dreams. 2 goals, against Liverpool, 2 years after Istanbul, the seventh Champions League. Destiny gave us more than we had dared hope.

Today I would like to thank with affection and emotion President Berlusconi and Adriano Galliani: their electricity and their ability to transmit emotion for me made me stronger and pushed me beyond any and all limits. But I also want to give a thought to those who, from the youth sector to all the wonderful clubs that I’ve played for, helped me to become the man and the player that I am today.

Thank you Milan, thank you football. Allow me to call you my own, the people of Via Turati, from Milanello to the offices to the phone operators to the warehouse workers, the physiotherapists, the doctors, the cooks, from the stadium to the changing room. All the people who saw me on Sunday with the short sleeves and shook with the hope that I would score. Ciao Carlo Ancelotti, I won a lot with you. Ciao to my wonderful fans who followed me the world over with affection and passion. Ciao to my team mates from today and yesterday.

Last of all allow me to thank my family, my mother Marina, my father Giancarlo, Simone and Tommaso. I never would have got here without you. You’re my strength. My dear Milan, I’m leaving you only because that the way life goes. The moment has come and you know it as well.

Ciao and thanks to everyone,

Pippo Inzaghi.

Tuesday, April 17, 2012

Justice for The 96 : The Hillsborough Tragedy


In a time where life threatening injuries and even death seem to be prominent in the world of football, many fans, especially those connected to Liverpool, are spending a day in mourning.

Twenty three years ago, the travelling Kop paid a visit to Sheffield Wednesday’s ground for an FA Cup Semi-Final against Nottingham Forest. 96 of those Liverpool fans never returned. It seemed fitting that only yesterday, did the all Merseyside FA Cup Semi-Final occur- a game in which both sides of the city united to remember those 96.

Since then, amidst the rollercoaster the Club has faced on the pitch, there has been an entirely different fight- one for justice. Amidst the Hillsborough disaster, lies and deceit have emerged. A particular newspaper blaming the Liverpudlians, the truth kept hidden from heartbroken families… but the Club and it’s supporters have stood firm. Hand in hand, they never rest. And finally, their endurance is beginning to pay off. An e-petition resulted in a televised debate regarding the release of the Hillsborough documents. But it doesn’t stop there- fans have taken many more measures to raise money for the official Hillsborough Justice Campaign. Out of all this one thing is for certain- this is a campaign that will stop at nothing to get the justice those 96 fans deserve.

As for us Liverpool fans, whether we knew any of the victims or not, we have all been personally affected. Our Club is more than just that- we are a family. We are all parts to a human body. And when one part of that body aches, the entire body aches. And as proud Reds, we will always keep those 96 fans in our heart.
In the saddest of times is our faith in humanity restored. Liverpool fan or not, today is a day of unity, of hope and of remembrance.

Whilst we look to the future and continue the fight for justice, let us keep the 96 fans in our hearts. They will never be gone, not as long as there are people remembering them. They lie in our thoughts forever as they will never walk alone.

(Source: noprincejustfootball.tumblr.com)

Amarah

Bukannya saya suka melarang. Bukannya saya senang mengatur.. Hanya ingin anda tahu batasan antara benar dan salah. Anda bilang tanpa rantai mengikat di kaki, anda lebih dapat melangkah ke arah yang benar.. Namun yang saya saksikan hanyalah semakin banyak tikungan yang anda ambil, dan semakin rumit pula jalan yang kita tempuh. Lalu anda mengharapkan apa lagi? Saya diam salah, bicara lebih salah, bertindak pun semakin salah. . Lalu saya harus bagaimana? Seandainya saya mampu, saya mungkin sudah tidak disini lagi. Tapi saya tak mampu pergi..bahkan tak mampu membayangkan untuk pergi. Bila anda senang memerintah, jika anda senang berkuasa, sekali ini saja beritahu saya harus bagaimana..

Krisanthya (Asih - Part 3)

Asih berlari secepatnya begitu ia mendengar teriakan Nyonya Anna, yang berasal dari kamar Nona muda kesayangannya. Firasat buruk sudah muncul sejak tadi pagi ia melihat Krisa pulang cepat dari sekolah dengan baju penuh lumpur dan mata yang membengkak akibat menangis. Krisa langsung mengusir semua orang yang membantu persiapan pesta ulang tahunnya. Baru kali itu Asih mendengar Krisa membentak selama 16 tahun ia merawat Krisa.

“Kalian semua pulang sekarang!! Pestanya batal!! Aku ngga perlu pesta ulang tahun! Pulaaaang!!!” jerit Krisa sambil menahan tangis. Asih pun menghampirinya dan berusaha menenangkannya.

“Non kenapa pestanya dibatalin? Memangnya Non ngga mau ulang tahunnya dirayain?” Tanya Asih lembut.
“Percuma Bi bikin pesta bagus-bagus, kalau ngga ada yang datang. Krisa ngga punya temen, Bi. Papa Krisa aja lupa kalau Krisa ulang tahun, buat apa dirayain?”

 Sedih hati Asih mendengar curahan hati Nonanya itu. Namun ketika Nyonya Anna bertanya kepadanya, ia tidak berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi..

 Asih mendorong pintu kamar Krisa yang setengah tertutup secara perlahan. Ia melihat Nyonya-nya sedang duduk sambil terisak. Ia alihkan pandangannya kearah kamar mandi di kamar Krisa. Dan disitu.. di kusen pintu kamar mandi itu..

 ..terikat kain satin berbagai warna yang disatukan sehingga menjadi panjang, dan terdapat simpul kuat diujungnya. Simpul itu dengan indahnya membalut leher Krisa yang kini sudah tak bernyawa lagi..seakan ia sedang memakai syal dilehernya.

Asih perlahan menyentuh lengan Krisa. Dingin..

Di lantai kamar mandi, Asih menemukan secarik kertas. Dengan menahan tangis, ia membacakan isi kertas tersebut untuk Anna.
Mama, Papa.. maafin Krisa, ngga pernah bisa buat Mama dan Papa bangga sama Krisa. Krisa sadar, Krisa ngga secantik Mama atau sepintar Papa, Krisa juga ngga punya bakat apa-apa.. Disekolah pun ngga ada yang mau jadi temen Krisa, pasti karena Krisa bodoh ya Ma, Pa? Krisa dibenci sama senior Krisa, karena katanya Krisa anak orang kaya yang sombong dan nyebelin..

Krisa jadi sadar, buat apa Krisa hidup terlalu lama kalau hanya bisa menyusahkan Mama dan Papa? Lebih baik Krisa pergi.. Supaya Mama dan Papa bisa bahagia. Supaya Mama dan Papa ngga merasa bersalah ninggalin Krisa dirumah sendirian lagi.

Maaf ya Ma, pestanya Krisa batalin.. Krisa cuma ngga mau Mama bayar mahal untuk hal yang percuma.. Krisa ngga mau melihat wajah Mama yang kecewa sama Krisa lagi karena ngga ada yang datang ke pesta megah Mama.
Papa.. cepat pulang ya, jaga Mama. Jangan tinggalin Mama sendirian dirumah terus ya Pa..

Untuk Bi Asih, maaf ya Bi, Krisa sudah ngga bisa temenin Bibi lagi. Makasih ya udah ngerawat Krisa selama ini.

Mama, Papa, sekali lagi maafin Krisa yaa.. Krisa yakin, kalian akan lebih bahagia tanpa Krisa. Krisa sayang Mama dan Papa..”

 Asih tergolek lemas tepat dibawah kaki Krisa yang masih menggantung. Ia memeluknya, menciuminya, seakan anak kandungnya sendiri yang telah pergi meninggalkannya.

 Anna hanya bisa terus menjerit, melihat tubuh putrinya yang sudah dingin. Ia baru menyadari betapa kesepiannya anaknya selama ini, namun kini semuanya sudah terlambat..

(Krisanthya - End)

Krisanthya (Anna - Part 2)

Anna sengaja membatalkan semua rapatnya hari itu. “Hari ini ulang tahun Krisa..” gumamnya, “Aku harus memberikannya hadiah yang istimewa. Aku belum sempat memberinya selamat atas nilainya yang sangat memuaskan, aku bahkan tidak mengantarnya di hari pertamanya masuk ke SMA. Mungkin aku harus membeli hadiah lebih dari satu, sebagai pengganti kehadiranku sebagai seorang Ibu selama ini. Ya, hadiah yang banyak pasti bisa mengganti itu semua.”

Dalam perjalanan pulangnya ke rumah, Anna mampir ke berbagai toko untuk mencari hadiah istimewa untuk ulang tahun ke 16 putri satu-satunya itu. Ia membelikan Krisa ponsel paling canggih, laptop keluaran terbaru, berbagai pershiasan dari mutiara, dan sebuah gaun putih panjang yang sangat cantik untuk Krisa kenakan di pesta ulang tahunnya malam nanti.

Anna sangat yakin, bahwa barang-barang ini bisa menggantikan perannya sebagai Ibu yang selama ini ia lalaikan. Tidak lupa ia membeli kartu ucapan yang ia atas namakan dari suaminya, karena entah dibelahan dunia bagian mana suaminya kini berada, ia pasti lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun putri mereka.
Kesunyian menyambut Anna dirumah. Tidak ada party organizer maupun catering yang ia pekerjakan untuk pesta ulang tahun Krisa yang nampak. Tidak ada hiasan, maupun hadiah-hadiah untuk Krisa.

“Asih! Asih! Apa-apaan ini? Kok sudah jam segini belum ada persiapan apa-apa? Pestanya kan jam 7 malam?” teriak Anna pada pembantunya itu.

“Maaf Nyah, tadi pagi semuanya disuruh pulang sama Non Krisa. Dia bilang, nggaperlu ada pesta, soalnya ngga akan ada yang datang.”

“Omong kosong! Sekarang Krisa dimana? Sudah pulang sekolah?” Bi Asih pun mengangguk sambil menunjuk kearah kamar Krisa di lantai 2.

“Non tadi pulang cepat, Nyah, langsung masuk ke kamar, sampai sekarang belum keluar.. Ditawari makan siang juga ngga mau.”

Anna pun bergegas menuju ke kamar putrinya. Ia sedikit kesal karena usahanya untuk mengadakan pesta besar-besaran begitu saja dibatalkan oleh Krisa. ‘Mana mungkin tidak akan ada yang datang?’ pikirnya.
Ia pun mengetuk pintu kamar Krisa. Tidak ada jawaban. Berulang kali Anna memanggilnya, tidak pula ada jawaban. Akhirnya ia pun membuka pintu kamar Krisa yang ternyata tidak terkunci.

Krisanthya (Krisa - Part 1)

Krisanthya terbangun lebih cepat pagi ini. Ini adalah hari pertamanya memasuki SMU. Dia bahkan hampir tidak tidur semalaman, tidak sabar menanti hari istimewa ini.

Tentulah dia gembira, karena untuk pertama kali dalam hidupnya, dia merasa akhirnya ia dapat memuaskan keinginan orang tuanya, yaitu masuk ke SMA unggulan di Bandung, yang merupakan almamater ayahnya.
Sejak kecil, Krisa dididik dengan sangat disiplin dan cukup keras oleh ayah dan ibunya. Ketika masih berumur 3 tahun, Krisa sudah diikutkan pada berbagai les seperti les piano, balet, bahkan biola. Namun karena itu bukanlah minat dan bakatnya, tidak sampai sebulan, Krisa pun berhenti karena kemampuannya tidak berkembang.

Sebenarnya Krisa bukanlah gadis cantik yang tidak berotak. Gadis berambut coklat panjang itu memiliki bakat dibidang teater. Ia sangat pandai berakting. Namun orang tuanya berpikir akting bukanlah merupakan sebuah bakat, melainkan hanya kebohongan yang tertutupi dengan baik. Sehingga selama 3 tahun di SMP-nya, Krisa selalu bersembunyi-sembunyi untuk mengikuti latihan teater, dan selama itu pula kedua orang tuanya tidak pernah satu kalipun datang ke pertunjukkan dramanya..

Krisa mengenakan seragam barunya. Ia tampak semakin cantik dengan rok abu-abu seragamnya yang baru. Ia bergumam dalam hati, “Akhirnya aku bisa memenuhi salah satu permintaan Papa dan Mama. Aku yakin mereka sekarang sedang bersiap untuk mengantarku ke sekolah, tidak seperti saat pertama kali aku masuk SMP dulu, mereka malah pergi berbisnis ke Cina. Sekarang mereka pasti menantiku dibawah!” Krisa sungguh tidak sabar lagi. Ia pun memoles wajahnya seadanya, dan berlari menuju ke bawah, ke ruang makan.

“Mana Papa dan Mama, Bi?” Tanya Krisa kepada Bi Asih, pengasuhnya sejak kecil. Ruang makan terlihat lowong, hanya ada Bi Asih, dan seloyang kue Cheesecake kesukaan Krisa di meja.

“Tuan pergi tadi subuh, Non, katanya mengejar pesawat, ada urusan bisnis.. Nyonya pulang agak telat semalam, katanya minta agar tidak dibangunkan. Non sarapan dulu ya, Bibi sudah beli kue kesukaan Non. Habis itu ke sekolahnya diantar pak supir ya.” Krisa diam membisu.

‘Apa lagi salahku?’ teriaknya dalam hati. ‘Aku sudah menyenangkan hati mereka, bukan? Lulus dengan NEM tertinggi di sekolahku, masuk ke SMA favorit. Kenapa mereka tidak juga bangga kepadaku?’

………

Krisa memandang wajahnya di cermin. Ada sedikit bekas memerah berbentuk tangan di pipinya. Baru 3 minggu masuk SMA, namun ia sudah tidak tahan. SMA favorit yang ia kira memiliki murid-murid yang rajin dan disiplin, ternyata sama sekali berbeda.

Sejak hari pertamanya masuk sekolah, ia sudah dijahili oleh gerombolan kakak kelasnya yang perempuan. Katanya karena ia anak orang kaya, namun ia tahu sebenarnya karena pacar salah satu anggota gerombolan itu ada yang menyukai Krisa.

Setiap jam istirahat, mereka selalu menjahili makanan Krisa. Ada yang sengaja mendorongnya sampai jatuh, ada yang diam-diam menaruh sambal yang banyak didalam makanannya, sampai ada yang menjatuhkan kecoa kedalamnya. Tidak hanya itu, setiap pulang sekolah Krisa pun harus menghadap mereka untuk dilabrak. Dan hari ini salah satu dari mereka ada yang menamparnya, karena pacarnya memutuskan dia untuk Krisa. Padahal Krisa bahkan tidak pernah berbicara dengan laki-laki yang mereka maksud..

Krisa bahkan tidak punya teman, karena semua teman sekelasnya takut akan diperlakukan serupa bila mereka berteman dengannya.

Tuhan, apa salahku? Apa salahku sehingga orang tuaku sendiri membenciku? Apa usahaku selama ini belum cukup ya Tuhan? Apakah benar aku yang begitu menyebalkan, sehingga tidak ada satupun orang yang mau berteman denganku? Jawab aku Tuhan..” jerit Krisa.

Crossroad Demons : Do you believe in the Devil?

First, I want to explain about the whole Crossroad Demon's deal.
It is well known that if you go to a crossroad, and summoning a demon there, one demon will appear and offering you to make a deal. He will grant one of your wishes in exchange for your soul, which will be drag to Hell by his hellhound after a few years (some say after 10 years).

Becoming a 'Supernatural TV Series' fan has opened my mind wider. After re-running for the third time, I realized in Season 2 episode 8, "Crossroad Blues", they mentioned Robert Johnson (click for detail), the best blues man ever lived that supposedly made a deal with the Demon to become one.
 

So, I googled him.
And voila, I found this:

According to legend, as a young man living on a plantation in rural Mississippi, Robert Johnson was branded with a burning desire to become a great blues musician. He was "instructed" to take his guitar to a crossroad near Dockery Plantation at midnight. There he was met by a large black man (the Devil) who took the guitar and tuned it. The "Devil" played a few songs and then returned the guitar to Johnson, giving him mastery of the instrument. This was in effect, a deal with the Devil mirroring the legend of Faust. In exchange for his soul, Robert Johnson was able to create the blues for which he became famous.
So I thought, 'Huh, what a rumor'. But then again, I found other interesting facts.
1. " Around 1929 (Johnson was 18), the noted blues musician Son House moved to Robinsonville where his musical partner lived. Late in life, House remembered Johnson as a 'little boy' who was a competent harmonica player but an embarrassingly bad guitarist.
2. Johnson left Robinsonville for the area around Martinsville, close to his birthplace Hazlehurst. Here he perfected the guitar style of Son House and learned other styles from Isaiah "Ike" Zimmerman. Ike Zimmerman was rumoured to have learned supernaturally to play guitar by visiting graveyards at midnight.
When Johnson next appeared in Robinsonville, he had seemed to have acquired a miraculous guitar technique.
 So it kept me thinking, how in the world, a recently bad guitar player turned to an amazing one in a short time? I mean, no matter how hard you learn to play guitar, without natural talent, it needs years to turn you to a great guitar player, right?

Again, i dug and dug. Apparently, I missed one important part about Johnson's death. He died at the age 27.

I remembered clearly how legends like Kurt Cobain, Jimi Hendrix, Jim Morrison, Brian Jones (Rolling Stones), etc. all died at the age of 27. And how most of them became legends after they died. What's the mystery of age 27?

And what bugs me most is how most of their deaths are such mysteries. Johnson died of strychnine poisoning, after 3 days suffering. But in his biography, Tom Graves states that strychnine has such a distinctive odor and taste that it cannot be disguised, even in strong liquor. He also claims that a significant amount of strychnine would have to be consumed in one sitting to be fatal, and that death from the poison would occur within hours, not days. So? His death is still a mystery.

And for all the other legends, there are mysteries behind their death as well. Like Cobain, who in the world 100% sure he killed himself? Lots and lots of presumption of how he was killed by Courtney Love or anyone else.


And above it all, all those legends who died ad the age 27 has been well-known as the members of 27 Club. Not made by them, but made for them, who died at a very young age.
So I thought, could this whole Demon's deal thing be real? I mean, they all had amazing talents, but died on their way of becoming a legend. And most of them became legends after they died..
Oh well, if we believe in God and Angels, shouldn't we believe in the Devil too?


Don't mean to brainwashing anybody here, just trying to share some interesting almost-facts and share what's on my mind. Hopefully entertaining !