Friday, December 28, 2012

Kisah Penutup Tahun

Menjelang akhir tahun, tidak terasa.. hmm, sebenarnya sih tidak juga. Beberapa bulan belakangan semua memang terasa berjalan begitu cepat, namun ada juga beberapa bagian yang terasa berjalan amat lambat, yang membuat saya tersiksa sepanjang harinya, ingin hari-hari itu cepat berlalu. Hari-hari yang dulu saya pandang sulit, seperti tak ada akhirnya. Tapi, semua memiliki akhir.. Sama seperti tahun ini, 2012, yang akan berakhir besok.

Bisa dibilang, selama 22 tahun saya hidup di dunia ini, tahun ini merupakan tahun yang amat penuh pembelajaran dan pengalaman, serta merupakan salah satu tahun tersulit namun juga terindah yang pernah saya lalui.

Pada pertengahan tahun, dimulai proses pembelajaran itu. Muncul satu sosok yang begitu saya kagumi, sosok yang lebih berbeda dibanding siapapun yang pernah saya kenal. Yang memancing saya untuk belajar lagi, dan terus belajar.. Tanpa perlu ia mendoktrin saya, ia memancing keluar semua isi otak ini yang dulu saya sembunyikan rapat-rapat. Dia juga mengajari saya banyak hal, hal-hal yang dahulu sulit untuk saya lakukan, bahkan untuk saya pikirkan..

Dipertengahan tahun juga, saya ditinggal salah satu sahabat terbaik saya ke Ibukota untuk mencari nafkah, karena ia telah menyelesaikan pendidikannya di kampus kami, dan telah memasuki jenjang berikutnya: menjadi pekerja. Sangat sulit ditinggal olehnya, karena dia merupakan salah satu orang yang selalu bisa mendengarkan celoteh saya, apapun itu. Yang selalu siap sedia menemani saya, yang selalu mampu menghibur saya. Salah satu orang yang paling saya percayai.. Yah meskipun Bandung-Jakarta itu dekat, tapi pada awalnya sulit menerima kenyataan bahwa saya tidak bisa menemui dia setiap hari lagi.

Dan kemudian, datanglah masa-masa tersulit. Masa yang begitu menyiksa, bukan hanya saya, namun juga orang disekitar saya.. Terutama mantan kekasih saya, yang sampai beberapa bulan yang lalu masih menjadi kekasih saya. Pria yang ada disisi saya setiap saat, yang terkena dampak paling besar atas perubahan yang terjadi pada saya dalam waktu amat singkat.

Dimulai dari munculnya sosok yang saya sebut pertama kali tadi, sosok yang saya kagumi dan membuat saya haus untuk terus belajar. Sosok yang akhirnya membuat saya jatuh hati...disaat saya masih berkomitmen dengan kekasih saya saat itu. Ironis. Karena saya yang dulu adalah saya yang sangat skeptis dan benci menduakan, apalagi menduakan hati. Hingga akhirnya, saat itu, saya membenci diri saya sendiri.. Sampai saya sadar, saya tidak mendua hati. Ternyata entah sejak kapan, saya tidak lagi merasakan cinta seperti yang dulu saya rasakan terhadap kekasih saya saat itu.

Hingga pada akhirnya kami mengalami 2 bulan tersulit dalam masa kami berpacaran selama 5,5 tahun. Betapa banyak perubahan saya yang begitu cepat yang membuat kekasih saya saat itu kaget, betapa banyak pemikiran saya yang dahulu saya coba sembunyikan dan akhirnya ia tahu, dan betapa ia berusaha sekuat tenaga untuk merebut hati saya kembali.. Namun ternyata, memang sudah disitu akhirnya. Akhir dari hubungan kami, akhir dari cerita cinta yang telah lama kami tulis bersama. Hati ini tidak bisa dibohongi. Dan pada akhirnya, saya terlalu lelah untuk membohongi hati saya sendiri..

Sulit, melihat orang yang begitu mencintai saya dengan segenap hatinya harus terluka karena saya. Tapi akan lebih sulit untuk saya, jika saya terus memaksa dan tidak jujur akan perasaan saya. Saya yakin, saat itu hingga saat ini, bahwa yang terbaik untuk dia, untuk saya, untuk kami, adalah berpisah.

Lalu dimulailah hidup saya yang baru...yang benar-benar berbeda dari 6 tahun belakangan.
Sosok itu, selalu ada. Membimbing, menemani, mengajarkan. Ia mengajarkan saya betapa pentingnya menghargai diri sendiri, menghargai orang lain. Ia membuat saya ingin membuka diri saya seutuhnya, diri yang dulu saya anggap hina, namun ternyata begitu luar biasa.

Saya menjadi lebih berani menjadi diri saya apa adanya, tanpa harus menyakiti orang sekitar. Saya lebih berani melangkah, melangkah untuk diri sendiri, karena saya tahu bahwa perjalanan hidup saya, hanya sayalah yang menjalankan. Sosok itu, sosok yang tidak menyadari betapa luar biasanya ia di mata saya..

Jujur, kini, saya merasa lebih ringan melangkah. Lebih lega bernafas. Lebih leluasa berpikir. Saya tidak pernah merasa senyaman ini terhadap diri saya sendiri. Tidak pernah begitu bersyukur terhadap diri saya, hidup saya, dan orang-orang di sekitar saya. Termasuk mereka di masa lalu saya.

Dan dia, sosok yang kini menjadi pendamping hidup saya saat ini (bukan pacar, tetapi pendamping), adalah sosok yang cukup besar andilnya dalam membantu saya menjadi saya yang sekarang. Sosok yang saat ini, detik ini, begitu saya cintai. Dan untuk tahun ini, kehadirannya di hidup saya adalah yang paling saya syukuri..

Dan untuk harapan tahun depan. Hmm, saya sudah mulai belajar untuk tidak menaruh harapan apapun, kecuali mungkin untuk diri saya sendiri.. Saya hanya berharap, saya tidak akan pernah berhenti belajar dan tidak pernah berhenti jujur pada diri sendiri. Untuk sisanya? Biarkan hari esok selalu menjadi misteri yang menyenangkan, yang membuat saya bangun tiap paginya dengan bersemangat untuk memecahkan misteri tersebut :)

Terima kasih, tahun penuh pembelajaran.
Dan terima kasih, Pria 2012..saya cinta kamu saat ini.


Have a great holiday, all, and a wonderful New Year! :)

No comments:

Post a Comment