Friday, May 3, 2013

Karena Kekekalan Hanya Milik Detik Ini

Semakin hari, semakin banyak yang saya alami, semakin banyak yang saya pelajari, saya mulai memahami betapa di dunia ini tiada yang pasti. Mungkin beberapa penganut agama atau kepercayaan apapun yang kuat akan membantahnya, dan mengatakan bahwa beberapa hal telah dengan pasti tertulis oleh Tuhan dalam suratan hidup manusia, dan pasti terjadi. Disini saya tidak akan menyalahkan pendapat orang lain dan membenarkan pendapat saya, saya hanya ingin mengatakan, tidak demikian yang saya percayai...

Hari demi hari, saya sedikit demi sedikit belajar untuk semakin menghargai waktu. Saya belajar untuk menjalani hidup saya sebaik mungkin, seakan tidak ada esok hari. Bukan berarti saya lalu boleh sesuka hati melakukan yang saya mau tanpa memperdulikan orang - orang di sekitar saya terutama orang - orang yang saya sayangi, tapi justru saya harus belajar lebih menghargai mereka, menyayangi mereka segenap hati, menjaga mereka, dan selalu berusaha membagi kasih sayang saya agar mereka tahu betapa mereka sangat disayangi. Karena belum tentu ada esok hari, yang akan mempersilahkan saya melakukan apa yang belum sempat atau belum mau saya lakukan hari ini.

Tak ada jaminan akan esok hari tiba untuk saya, atau orang - orang yang saya sayangi. Tak ada jaminan pula rasa sayang saya untuk mereka ini masih bersisa esok nanti. Jadi sebelum waktu mengkhianati, sebelum rasa hilang tak berbekas di hati, saya ingin mencurahkan segalanya saat ini, detik ini. Detik yang kusebut kekal ini. Ini mungkin keegoisan terbesar saya..

Begitu banyak hal yang sangat indah yang terjadi setiap harinya di dalam hidup saya. Kecil, besar, bukan sesuatu yang penting. Bila itu indah, ya tetap indah. Memang, terkadang saking indahnya, saya seakan tidak mau melepaskan hal tersebut.. saya ingin terus mengalaminya, menjalaninya, hanyut di dalamnya. Lalu saya teringat, hanyut dalam kenangan? Berarti saya tak punya pegangan? Bagaimana kalau nanti saya lelah terapung-apung dalam kenangan yang telah lalu, kemana saya harus menyelamatkan diri? Saya pun masih sering menyadarkan diri, berteriak dalam kepala yang semrawut ini, "Hey, jangan larut pada apa yang pasti lalu! Bahkan yang saat ini merupakan yang terindah, belum tentu akan selamanya menjadi yang paling. Akan ada satu titik dimana mau tak mau predikat itu harus kau lepas! Yah, kecuali kau mati di detik berikutnya.."

Ya, yang saat ini adalah yang 'ter-' belum tentu akan menjadi yang 'ter-' lagi di hari berikutnya, jam berikutnya, bahkan mungkin detik berikutnya. Kenangan, memang abadi, disaat ia sedang terjadi, di detik yang kusebut kekal ini. Tapi... detik berikutnya akan tiba. Menit pun berlalu. Dan kenangan akan menjadi kenangan.

Dari berbagai hal yang saya ocehkan sesuka hati diatas, saya hanya berusaha mengambil kesimpulan, lakukan apa yang kamu mau dan bisa lakukan hari ini, saat ini, jangan sampai menyesal di keesokan hari yang bahkan belum tentu datang. Dan tiap kenangan, tiap kejadian, baik indah maupun buruknya, nikmatilah. Karena tanpa ada yang buruk itu, kita tak akan tahu rasanya indah. Dan tanpa ada yang indah, kita tak akan tahu ada cahaya di setiap ujung lorong. Hargai tiap moment, karena mereka hanya kekal ketika terjadinya. Hargai yang telah menjadi kenangan, karena mereka telah menuntun kita untuk berada di tempat kita sekarang...

No comments:

Post a Comment